LAIN-LAIN

Power Point Adab Menghidang Makanan

RISALAH BULANAN
BULAN  MEI
TAJUK:
Menuntut ilmu adalah merupakan satu ibadah sekiranya ia bertepatan dengan suruhan agama. Sebagaimana kita tahu bahawa wahyu yang pertama diturunkan kepada junjungan besar kita Rasulullah s.a.w ialah berkenan dengan menuntut ilmu iaitu membaca. Firman Allah s.w.t dalam surah al-Alaq ayat 1-5 bermaksud : Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia daripada segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu itu Maha Pemurah. Yang mengajar dengan pena( tulis) Mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya. Menuntut ilmu adalah merupakan satu amalan yang sangat mulia dan tuntutan agama sebagaimana sadba Rasulullah s.a.w yang bermaksud : "Menuntut ilmu adalah menjadi wajib ke atas setiaporang Islam." Kata pepatah arab : " Tuntutlah ilmu walaupun hingga ke negeri China ." Oleh sebab itu sebagai galakan kepada semua , maka saya senaraikan secara ringkas tentang fadhilat menuntut ilmu:
* Orang yang berilmu adalah mulia di sisi Allah s.w.t sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w :" Allah mengangkat beberapa darjat bagi orang yang beriman dan beramal soleh.

* Orang yang menuntut ilmu akan dipermudahkan jalan untuk masuk syurga.

* Orang yang  menuntut ilmu sentiasa dipayungi malaikat rahmat dan mendapat ketenangan jiwa.

* Allah s.w.t, malaikat serta tumbuh-tumbuhan dan semua makhluk di langit dan di bumi  berselawat ( yakni mendoakan kebaikan ) kepada semua penuntut ilmu 

*  Allah  mengampunkan segala dosa orang yang menuntut ilmu ( dosa kecil ) adapun dosa besar mestilah bertaubat
.
 Panitia Pendidikan Islam
Sekolah Kebangsaan Bukit Jenun
06720 Pendang Kedah.
RISALAH BULANAN
BULAN FEBRUARI

ADAB MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya. Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaedah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak.

Adab-adab tersebut di antaranya adalah

1.
Ikhlas kerana Allah.
Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerana Allah dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelaran agar mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya :
"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau syurga pada hari kiamat".( hari: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah
Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya) bukan kerana ingin mendapatkan dunia, tetapi kerana sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.

2.
Untuk menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain.
Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faedah dari ilmu kita.

Apakah disyaratkan untuk memberi manfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi manfa'at pada orang lain dengan ilmu itu pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah bersabda :
"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (hari: Bukhari)
Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.

3.
Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at.
Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. Kerana kedudukan syari'at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak bererti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama (bid'ah), sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah. Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qor'an dan As-Sunnah.
4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.
Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf. Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan pada masa Rasulullah masih hidup. Karena itu jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.
5.
Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).
6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.
Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama.
7.
Mencari kebenaran dan sabar
Termasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian ) dari hadits tersebut. Dalam mencari kebenaran ini kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat merasa bosan atau keluh kesah. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah, belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa dari yang kita tuntut.
Di samping itu, mencari kebenaran dalam ilmu sangat penting karena sesungguhnya pembawa berita terkadang punya maksud yang tidak benar, atau barangkali dia tidak bermaksud jahat namun dia keliru dalam memahami sebuah dalil.Wallahu 'Alam.

Dikutip dari " Kitabul ilmi" Syaikh Muhammad bin Shalih Al'Utsaimin (Abu Luthfi)




MUTIARA KATA UNTUK PELAJAR-PELAJAR
PESANAN LOKMAN Wahai anakku ! Tidaklah dinamakan kebaikan sekalipun kamu sibuk mencari dan mengumpul ilmu pengetahuan tetapi tidak pernah mengamalkannya. Perbuatan ini tak ubah seperti seorang pencari kayu api yang sentiasa menambah timbunan kayunya sedangkan ia tidak mampu untuk mengangkatnya.

2 comments:

  1. informasi yang amat bermanfaat untuk semua pelawat blog ni... teruskan berblog

    ReplyDelete
  2. maklumat yang memberi manfaat kepada kita semua. Tahniah.

    ReplyDelete